Pada hakikatnya, tanaman anggrek dapat hidup di manapun,
baik di daerah tropis ataupun daerah sub tropis, bahkan dia daerah yang sangat
dingin sekalipun. Maka dari itu, tanaman ini memiliki jenis yang lebih banyak
dibandingkan tanaman lainnya : jenisnya diperkirakan mencapai 25.000. Karena
ada kerusakan-kerusakan besar di dunia, maka jenisnya tidak dapat di data
kembali. Dari jenis yang begitu banyak, sebagian besar dari spesiesnya berasal
dari daerah tropis.
Indonesia memiliki lebih dari 4.000 jenis anggrek yang
tersebar hampir di semua pulau. Dari jumlah anggrek tersebut, ada 2 jenis
anggrek yang terkenal. Pertama, anggrek bulan (phalaenopsis amabilis), yang
kemudian dijadikan sebagai bunga nasional dan dijuluki Puspa Pesona. Kedua, anggrek kantong ( paphiopedilum javanikum).
Berlimpahnya jumlah anggrek di Indonesia juga seiring dengan
meningkatnya peminat anggrek. Sehingga, pada tahun 1956, Perhimpunan Anggrek
Indonesia (PAI) di bentuk di Bandung. Kini, hampir di seluruh kota di Indonesia
terdapat cabang PAI.
Event-event bunga anggrek pun mulai diselenggarakan, baik di
tingkat nasional maupun tingkat Internasional. Misalnya pada tahun 1976,
pemerintah Indonesia mengadakan Pekan Anggrek Nasional. Dan, pada tahun 1977,
pemerintah Indonesia mengadakan Konferensi Anggrek Asean di Jakarta.
Peminat anggrek tidak hanya ada di Indonesia, melainkan juga
di negara-negara lainnya. Inilah yang membuat negara-negara yang berminat untuk
membudidayakan tanaman anggrek, seperti Taiwan dan Singapura, merintis
agrobisnis anggrek bulan.
Perlu juga diketahui, Taiwan yang berpusat di Sei Ha Farm
Enterprice (terbesar di dunia), dengan luas areal 3,3 hektar, per tahun bisa
memproduksi 1, 5 juta bibit untuk diekspor ke Jepang, Malaysia, dan sejumlah
negara Eropa.
No comments:
Post a Comment